Ulasan: Solidaritas untuk Celukan Bawang

Sejak siang hari, 15 Agustus 2018, halaman belakang Taman Baca Kesiman sudah ramai. Tampak kesibukan seniman jalanan menggoreskan kuas pada media yang tersedia. Seluruh seniman yang hadir melukiskan penolakannya terhadap rencana pembangunan PLTU-Batubara Celukan Bawang tahap 2. Tampak seniman jalanan Masgaga, Anna Bronza & Easy Tiger, The Pojoks, WAP, Timbool Kidney, dan Komunitas Djamur.

Sore harinya, di beranda TBK berlangsung diskusi bersama Gus Roy (FNKSDA), Didit (Greenpeace) dan Dewa Adnyana (LBH) yang mengulas tentang dampak pembangunan PLTU-Batubara bagi masyarakat, beserta upaya penolakan yang dilakukan warga. Rencana pembangunan ini semakin menunjukan ketidakpedulian terhadap dampak negatif yang dirasakan oleh warga sekitar. Padahal, secara global berlangsung upaya penggunanan sumber energi terbarukan, yang mana merupakan solusi dari pencemaran akibat PLTU-Batubara.

Acara berlangsung hingga jauh malam, dengan pementasan Teater Capung Hantu Project, pembacaan puisi oleh Obe Marzuki, & Wayan Jengki Sunarta. Pemuncak acara adalah penampilan Cassadaga dan D’Odah. Terima kasih kepada seluruh pengisi dan pengunjung yang hadir di Taman Baca Kesiman. Pada akhirnya, solidaritas dibangun dari empati dan rasa kemanusiaan terhadap sesama warga. Terima kasih!

Scroll to Top