Ulasan: Pemutaran Film dan Diskusi Hari Film Nasional, Denpasar, 22-24 Maret 2017

oleh Ayu Diah Cempaka

Salah satu program yang dicetuskan Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam merayakan Perayaan Hari Film Nasional tahun 2017 adalah bekerja sama dengan 10 komunitas film di 10 daerah di Indonesia untuk mengadakan pemutaran film bertajuk ‘Merayakan Keberagaman Indonesia’. Di Bali, Taman Baca Kesiman menjadi komunitas penyelenggara yang dalam pelaksanaannya juga didukung Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) sebagai penyedia fasilitas bioskop keliling.

Pemutaran film dan diskusi ‘Merayakan Keberagaman Indonesia’ di Taman Baca Kesiman diselenggarakan selama 3 hari, 22-24 Maret 2017, pukul 19.00 WITA. Adapun film-film yang diputar selama 3 hari acara berturut-turut adalah: Kompilasi film pendek “Mencari Indonesia” (On The Origin of Fear-sutradara Bayu Prihantoro Filemon, Kitorang Basudara-sutradara Ninndi Raras, Pangreh-sutradara Harvan Agustriansyah, dan Balik Jakarta-sutradara Jason Iskandar), Suci Sang Primadona – sutradara Arifin C. Noer, dan The Mirror Never Lies – sutradara Kamila Andini. Selama 3 hari acara, program pemutaran ini mendatangkan 133 penonton dengan rincian 45 penonton di hari pertama, 42 penonton di hari kedua, dan 46 penonton di hari ketiga. Di akhir film, dibuka diskusi antarpenonton dengan menyampaikan opini mereka mengenai film-film yang diputar selama 30-45 menit.

Di hari terakhir, selain memutarkan film The Mirror Never Lies dari Kamila Andini, di akhir acara juga digelar sebuah diskusi bertajuk “Perempuan Indonesia dalam Sinema”. Diskusi ini menghadirkan 2 pembicara, Oka Rusmini, seorang penulis dari Bali yang karyanya banyak menyoroti relasi antara perempuan dan budaya, serta Rhoda Grauer, seorang produser, sutradara, dan penulis asal Amerika yang menyutradarai film dokumenter The Last Bissu dan Rasinah. Diskusi ini dimoderatori oleh Ayu Diah Cempaka. Dalam diskusi yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam ini, pembicara banyak memaparkan mengenai bagaimana representasi perempuan dalam film, dan dalam produk kebudayaan pada umumnya, dibuka dari membandingkan kehadiran perempuan dalam film Suci Sang Primadona yang disutradarai oleh laki-laki, dan dalam The Mirror Never Lies yang disutradarai oleh perempuan. Oka Rusmini menyampaikan bagaimana perempuan kerap menerima kekerasan kultural dalam sistem masyarakat. Sementara Rhoda Grauer memberikan komparasi melalui bagaimana perempuan Amerika dihadirkan dalam sinema Hollywood.

Dalam pelaksanaannya, baik pihak Taman Baca Kesiman maupun BPNB berecana ingin memasang layar di halaman Taman Baca Kesiman, sehingga penonton dapat menonton lesehan di halaman yang luas. Akan tetapi, akibat cuaca di akhir minggu bulan Maret di Bali yang tidak menentu, tiba-tiba hujan, atau mendung tebal tapi tidak kunjung turun hujan, akhirnya pihak penyelenggara memutuskan memutarkan film di area beratap yang meskipun tidak seberapa luas, namun tetap kondusif sebagai tempat pemutaran film.

Dokumentasi oleh Hadhi Kusuma

Selengkapnya:
Dokumentasi Perayaan Hari Film Nasional 2017 hari 1
Dokumentasi Perayaan Hari Film Nasional 2017 hari 2
Dokumentasi Perayaan Hari Film Nasional 2017 hari 3

Scroll to Top